Kepala Sekolah SDN 26 Sapinggang Bantah Isu Proses Belajar Mengajar Terhenti 3 Bulan

Kepala Sekolah SDN 26 Sapinggang Bantah Isu Proses Belajar Mengajar Terhenti 3 Bulan
Poto: Sekolah SDN 26 Sapinggang Desa Tampaang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

JURNALNEWS.CO.ID – Kegiatan belajar mengajar di SDN 26 Sapinggang, Desa Tampaang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) yang sempat terhenti selama tiga bulan, dibantah oleh Kepala Sekolah SDN 26 Sapinggang, Hj. Sumarni.

Sumarni menyatakan bahwa informasi yang beredar di media sosial mengenai kondisi proses belajar mengajar di sekolah tersebut tidak sepenuhnya akurat.

Bacaan Lainnya

“Saya meninggalkan Pulau Sapinggang sejak tanggal 25 Mei 2024 menuju Pulau Sailus untuk verifikasi P3K. Jadi, tidak benar jika dikatakan bahwa tidak ada proses belajar mengajar selama tiga bulan,” jelas Sumarni pada Jumat (09/08/2024).

Namun, Sumarni mengakui bahwa proses belajar mengajar di sekolah tersebut memang sempat terhenti sejak awal tahun ajaran baru 2024, setelah libur ujian nasional hingga 6 Agustus 2024. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk guru berstatus P3K yang sedang menjalani PPG dari 1 Juli hingga 3 November, dan guru berstatus THL yang merawat orang tuanya yang sakit.

“Di sekolah tersebut, kami meminta bantuan warga setempat yang merupakan lulusan SMA untuk mengajar. Sebelum saya menjadi kepala sekolah, ia sudah menjadi guru bantu di sana. Namun, akhir-akhir ini guru bantu kami juga sakit dan harus menjalani perawatan di daratan, sementara suaminya juga sedang ada kegiatan di daratan,” jelasnya lebih lanjut.

Sumarni berharap ada penambahan tenaga pendidik di sekolah tersebut. Idealnya, sekolah membutuhkan minimal enam orang guru, karena saat ini hanya ada empat orang guru, termasuk dirinya.

“Kami sangat berharap ada tambahan guru secepatnya, karena kami sudah mengusulkan penambahan guru sejak tahun 2023,” kata Sumarni.

Sementara itu, Pengawas Sekolah SDN 26 Sapinggang, Mattoreang, mengakui bahwa dirinya tidak memantau kondisi di sekolah tersebut akhir-akhir ini. Ia baru mengetahui masalah ini setelah melihat laporan yang tersebar di media sosial mengenai terhambatnya proses belajar mengajar.

“Tupoksi pengawas tidak terfokus pada proses belajar mengajar. Kami hanya memantau kehadiran guru, namun ketika ada masalah dengan kehadiran guru, tentu berdampak pada proses belajar mengajar,” ujar Mattoreang.

Ia menambahkan bahwa terakhir kali ia melakukan monitoring langsung ke SDN 26 Sapinggang pada bulan Mei 2024, dan saat itu proses belajar mengajar masih berjalan seperti biasa.

“Terakhir saya menginformasikan melalui daring bahwa proses belajar mengajar harus kembali aktif setelah liburan. Saya baru mengetahui masalah ini setelah melihat laporan di media sosial, karena tidak ada laporan dari pihak sekolah,” pungkasnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *