Santet di Era Digital, Ketika Dunia Mistis Bertemu Teknologi

Santet di Era Digital, Ketika Dunia Mistis Bertemu Teknologi

JURNALNEWS.CO.ID – Santet, sebuah praktik supranatural yang sudah lama menjadi bagian dari budaya mistis di Indonesia, biasanya dikaitkan dengan ilmu hitam dan kekuatan gaib yang sulit dijelaskan secara ilmiah. Meski demikian, kepercayaan terhadap santet tetap hidup dalam masyarakat, khususnya di daerah pedesaan yang kental dengan adat dan tradisi. Namun, bagaimana santet beradaptasi di tengah kemajuan teknologi di era digital? Apakah dunia mistis bisa bertemu dan berbaur dengan perkembangan zaman yang serba modern ini?

Transformasi Kepercayaan dalam Era Digital

Bacaan Lainnya

Di era digital, informasi menyebar lebih cepat dan lebih luas melalui internet, media sosial, dan aplikasi komunikasi. Hal ini memungkinkan cerita-cerita tentang santet lebih mudah menyebar, baik berupa kisah nyata, mitos, maupun berita palsu (hoaks). Platform seperti YouTube, TikTok, dan forum diskusi online menjadi tempat bagi banyak orang untuk berbagi pengalaman, mencari solusi, atau bahkan menawarkan layanan terkait dengan dunia mistis, termasuk santet.

Dengan semakin banyaknya konten terkait ilmu hitam dan paranormal di internet, santet pun mengalami “revitalisasi”. Praktik-praktik mistis ini kini disajikan dalam format yang lebih modern, seperti tutorial yang mengajarkan cara menangkal santet atau cara mendeteksi keberadaannya menggunakan teknologi tertentu. Konten semacam ini seringkali memadukan unsur tradisional dengan pendekatan yang lebih modern, menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan dunia digital.

Jasa “Dukun Online”

Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi juga menciptakan peluang bagi para “dukun” untuk menawarkan layanan mereka secara online. Banyak situs web dan media sosial yang menawarkan jasa pengobatan, pembuangan santet, hingga pemasangan santet secara digital. Meskipun terlihat tidak masuk akal bagi sebagian orang, kenyataannya ada masyarakat yang tetap mempercayai kemampuan dukun meskipun mereka beroperasi secara virtual.

Sebagian besar layanan ini bekerja melalui pesan instan atau aplikasi panggilan video, di mana “dukun” melakukan ritual dari jarak jauh. Ritual ini mungkin tidak melibatkan pertemuan fisik atau benda-benda gaib secara langsung, namun dukun akan meyakinkan klien bahwa kekuatan supranatural tetap bisa bekerja melalui media digital.

Santet dan Hoaks di Media Sosial

Kemunculan media sosial sebagai pusat informasi juga menciptakan ruang bagi penyebaran berita palsu atau hoaks terkait santet. Kasus-kasus mistis sering kali dibesar-besarkan atau bahkan dipalsukan demi mendapatkan perhatian dan jumlah tayangan yang tinggi. Berita tentang santet seringkali menimbulkan keresahan di masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang masih kental dengan kepercayaan mistis.

Beberapa akun atau grup di media sosial juga menjadi tempat berkembangnya teori konspirasi yang mengaitkan santet dengan hal-hal yang tidak rasional. Masyarakat yang kurang kritis terhadap informasi yang beredar cenderung lebih mudah mempercayai cerita-cerita semacam ini, apalagi jika dibumbui dengan narasi yang memikat.

Teknologi untuk Menangkal Santet?

Menariknya, ada pula yang memanfaatkan teknologi untuk “menangkal” santet. Berbagai aplikasi dan alat digital dikembangkan untuk memberikan rasa aman kepada mereka yang percaya akan pengaruh santet. Misalnya, aplikasi yang konon dapat mendeteksi energi negatif atau bahkan “melihat” keberadaan kekuatan mistis di sekitar kita.

Alat-alat ini tentu masih jauh dari dukungan ilmiah dan cenderung lebih bersifat psikologis—memberikan rasa aman semu kepada pengguna. Meski demikian, permintaan terhadap teknologi semacam ini cukup tinggi di kalangan orang-orang yang meyakini bahwa teknologi bisa berperan dalam dunia supranatural.

Era digital tidak menghilangkan kepercayaan terhadap santet, melainkan memodifikasinya untuk tetap relevan di zaman modern. Meski terdengar kontradiktif, dunia mistis dan teknologi kini saling bertemu dan berbaur, menciptakan bentuk baru dari praktik-praktik tradisional yang sebelumnya hanya bisa dijumpai di dunia nyata. Keberadaan dukun online, penyebaran hoaks di media sosial, dan pemanfaatan teknologi untuk menangkal santet menunjukkan bahwa kepercayaan mistis tetap hidup di tengah-tengah arus digitalisasi yang semakin pesat.

Namun, penting bagi masyarakat untuk lebih kritis dalam menyikapi informasi terkait dunia mistis di internet, terutama dengan maraknya penyebaran hoaks dan layanan-layanan yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Dunia mistis mungkin tetap ada, tapi di era digital, cara kita memahaminya harus lebih rasional dan berbasis bukti.
(Kml)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *