Militer Sudan dan RSF setuju perpanjang gencatan senjata selama 72 jam

Militer Sudan dan RSF setuju perpanjang gencatan senjata selama 72 jam
Orang-orang menunggu untuk naik bus setelah menyeberang ke Mesir melalui pelabuhan darat Argeen dari Sudan pada 27 April 2023. (Xinhua/Radwan Abu Elmagd)

KHARTOUM, 30 April (Xinhua) — Militer Sudan dan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (Rapid Support Forces/RSF) pada Minggu (30/4) mengumumkan komitmen mereka untuk gencatan senjata kemanusiaan tambahan selama 72 jam, yang efektif mulai Minggu tengah malam waktu setempat.

“Berdasarkan upaya dan permintaan mediasi Arab Saudi-Amerika, Angkatan Bersenjata setuju untuk memperpanjang gencatan senjata selama 72 jam, yang akan dimulai pada akhir (periode gencatan senjata) saat ini,” ungkap militer Sudan dalam sebuah pernyataan.

Bacaan Lainnya

Militer itu menyatakan harapannya agar pihak lain juga mematuhi gencatan senjata tersebut.

Sementara itu, pihak RSF melalui sebuah pernyataan pada Minggu menyatakan “sebagai respons atas seruan internasional, regional, dan lokal, kami mengumumkan perpanjangan gencatan senjata kemanusiaan untuk tambahan 72 jam, dimulai pada tengah malam hari ini.”

RSF mengungkapkan pihaknya setuju untuk memperpanjang gencatan senjata untuk membuka jalur kemanusiaan, memfasilitasi pergerakan warga serta memungkinkan warga memperoleh kebutuhan mereka dan mencapai daerah aman.

Pernyataan tersebut menekankan komitmen RSF terhadap persyaratan gencatan senjata kemanusiaan dan gencatan senjata menyeluruh.

Pada hari Minggu yang sama, Otoritas Penerbangan Sipil Sudan mengungkapkan penutupan wilayah udara negara itu akan diperpanjang hingga 13 Mei.

Pengecualian akan diberikan bagi penerbangan untuk bantuan kemanusiaan dan evakuasi yang telah mendapat izin dari otoritas-otoritas terkait dan persetujuan Angkatan Bersenjata Sudan.

Evakuasi besar-besaran warga negara asing dan diplomat melalui jalur udara, darat, dan laut terjadi di Sudah sejak meletusnya bentrokan mematikan antara tentara sudah dan RSF di Khartoum dan sejumlah daerah pada 15 April.

Sejauh ini, bentrokan tersebut telah menyebabkan lebih dari 500 orang tewas dan lebih dari 4.000 orang lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Sudan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *